Sunday, March 10, 2013

Tujuh Tips Memilih Sekolah

Memilih sekolah bagi anak kita adalah perkara gampang-gampang sulit. Berikut ini kami sajikan tujuh tips dari Magdalena Sukartono, mantan Direktur LPK Budya Wacana, yang kini mengelola Lembaga Pengembangan SDM “Abisatya Paramitra.”
1. Jangan menentukan pilihan hanya karena faktor gengsi atau prestise.
2. Pertimbangkan faktor “kenyamanan” bagi si anak dengan memperhatikan lingkungan (Kuliah Teknik Lingkungan) sekolah tersebut, jangan sampai membuat tertekan.
3. Pilihlah sekolah yang memiliki ideologi atau kepercayaan (Sekolah Agama/Kepercayaan)yang seazas dengan yang dianut keluarga, kecuali ia menganut faham kebebasan dalam menentukan pilihan.
4. Perlu diperhatikan fasilitas sekolah dan kualitas para pendidiknya, apakah mampu menciptakan lulusan yang berkualitas dalam hal ilmu pengetahuan dan kepribadian.
5. Pertimbangkan jarak lokasi sekolah dengan tempat tinggal sehubungan dengan sarana dan kondisi kesehatan (Sekolah Kesehatan) serta dampaknya bagi si anak.
6. Sesuaikan kemampuan/kondisi ekonomi keluarga dengan beban biaya pendidikan yang ditetapkan.
7. Beri kesempatan kepada si anak untuk ikut menentukan pilihannya dengan memberikan gambaran yang jelas tentang situasi dan nilai yang dimiliki sekolah yang akan dipilih dan harapan orangtua atas keberhasilan anak

Ciri-Ciri Sekolah Bermutu

Merujuk pada pemikiran Edward Sallis, Sudarwan Danim (2006) mengidentifikasi ciri-ciri sekolah bermutu, yaitu:
  1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
  2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
  3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya.
  4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
  5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya.
  6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
  7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
  8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
  9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal.
  10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
  11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
  12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
  13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan